Mahasiswa KKN FPt UHO Gelar Diskusi Ternak Potong Sapi dan Kambing, Dorong Usaha Ternak Berkelanjutan

KENDARIKINI.COM – Forum diskusi manajemen ternak potong mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Fakultas Peternakan (FPt) Universitas Halu Oleo (UHO) gandeng dosen dan penyuluh edukasi peternak Kelurahan Baruga, Kota Kendari, Minggu 26 September 2025.
Forum diskusi ini dihadiri oleh peternak dari berbagai RT di Kelurahan Baruga serta perwakilan dari BPP Baruga yang turut memberikan dukungan terhadap kegiatan mahasiswa KKN. Para peserta aktif berdiskusi, menyampaikan pertanyaan, dan berbagi pengalaman di lapangan.
Kegiatan ini mengangkat tema “Manajemen Ternak Potong Sapi dan Kambing” ini diikuti oleh masyarakat setempat serta pegawai Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Baruga.
Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan wawasan para peternak lokal dalam mengelola usaha ternak secara efektif, efisien, dan berkelanjutan.
Guru Besar Fakultas Peternakan UHO Prof. La Ode Nafiu menjelaskan bahwa kesuksesan dalam usaha sapi potong tidak hanya ditentukan oleh jumlah ternak, tetapi juga oleh manajemen pakan, pemilihan bibit, serta pengelolaan kandang yang tepat.
“Peternakan tidak cukup hanya memberi makan. Kita butuh manajemen mencatat pertumbuhan, menjaga kesehatan, dan memastikan pakan cukup dan bergizi. Ini yang sering terlupakan di tingkat lapangan,” ujar Prof. Nafiu di hadapan peserta.
Sementara itu, Dosen sekaligus Praktisi Peternakan Rahim Aka, S.Pt., M.P. menjelaskan teknik pemeliharaan kambing yang hemat biaya namun tetap menghasilkan, termasuk pemilihan bibit lokal unggul, pakan hijauan, hingga strategi pengendalian penyakit.
Sementara Koordinator Desa (Kordes) KKN FPt UHO, Kevin, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kontribusi nyata mahasiswa terhadap masyarakat.
“Kami ingin membawa ilmu dari kampus ke lapangan. Harapannya, peternak tidak hanya mengandalkan pengalaman, tapi juga pengetahuan ilmiah agar usahanya lebih berkembang,” ujar Kevin.
Kevin menambahkan forum ini membuka wawasan baru bagi masyarakat tentang pentingnya manajemen dalam usaha peternakan, baik untuk skala kecil maupun besar.
Dukungan dari akademisi dan penyuluh pertanian menjadi kombinasi yang kuat untuk meningkatkan kualitas peternakan di Kelurahan Baruga.
Forum diskusi ini menjadi bukti nyata kolaborasi antara mahasiswa, akademisi, penyuluh, dan masyarakat dalam membangun sektor peternakan lokal.
“Dengan ilmu yang terus dibagikan dan semangat yang dijaga, diharapkan Kelurahan Baruga bisa menjadi contoh pengembangan peternakan rakyat yang sukses dan berkelanjutan,” pungkasnya.(Amin)*













