Nilai Tukar Petani di Sultra Alami Penurunan

KENDARIKINI.COM – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara baru saja merilis beberapa indikator strategis terkini terkait Inflasi, Nilai Tukar Petani, Transportasi, Ekspor, Impor, serta Luas Panen dan Produksi Padi.

Hal tersebut disampaikan Statistisi Ahli Madya BPS Provinsi Sulawesi Tenggara, Muh. Amin, dalam siaran persnya di BPS Provinsi Sulawesi Tenggara, Senin (03/03/2025).

“NTPadalah perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), Nilai tukar petani merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. Nilai tukar petani juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi,” jelasnya.

Lanjutnya Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi Tenggara bulan Februari 2025 turun 1,31 persen dari 120,03 menjadi 118,45. Penurunan NTP ini disebabkan karena indeks harga yang diterima petani (It) turun sedalam 0,60 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) naik sebesar 0,72 persen.

“NTP masing-masing subsektor tercatat sebagai berikut: Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) 98,56; Subsektor Hortikultura (NTPH) 110,50; Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 137,40; Subsektor Peternakan (NTPT) 106,70 dan Subsektor Perikanan (NTNP) 103,92. Sedangkan Indeks NTP Nasional sebesar 123,45 atau turun sedalam 0,18 persen dari bulan sebelumnya sebesar 123,68,” ungkapnya.

Lanjutnya Pada Februari 2025 terjadi peningkatan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) di Sulawesi Tenggara sebesar 0,83 persen yang salah satu penyebabnya didominasi oleh peningkatan nilai indeks pada kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau.*



Kendari Kini bisa diakses melalui saluran Google News atau Google Berita pada link ini.

👇

Saluran Google News Kendarikini.com



Berita Terkait