Fenomena Maraknya Busur, Begal, Balap Lari dan Motor Liar di Kota Kendari, Salah Siapa?
Oleh: Irpan
Sengaja diakhir judul tulisan ini saya taruh sebuah tanda tanya, agar ku jawab melalui sudut pandangku yang awam ini.
Disudut Kota Bertaqwa ini begitu julukan Kota Kendari Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tenggara, kuawali tulisan ini dengan sebatang rokok ditangan dan segelas kopi hitam kesukaan di sebuah warung kopi langganan.
Akhir-akhir ini Kota Kendari dibuat resah dengan fenomena busur oleh sekelompok orang yang tak dikenal.
Selain itu sekelompok orang tersebut kerap juga melakukan aksi begal ataupun penjambretan yang berujung hilangnya nyawa korbannya.
Sebelumnya juga fenomena balap lari dan motor liar juga menjadi sorotan publik.
Lalu siapa-siapa Pelaku fenomena tersebut? Jawabnya kebanyakan kalangan remaja.
Beberapa Pelaku fenomena tersebut sudah diamankan oleh pihak kepolisian.
Lalu, apakah persoalan tersebut akan tuntas? Jawabnya mungkin iya untuk sementara waktu dan mungkin tidak lama fenomena lain lagi bermunculan.
Lalu, solusinya apa?
Bagi saya yang awam ini dan belum pernah melakukan studi banding (harap maklum bukan pejabat, hanya masyarakat biasa pecinta kopi hitam)
Solusinya adalah menciptakan ruang berekspresi kalangan remaja.
Ada apa dengan ruang berekspresi remaja di Kota Kendari, jawabnya masih kurang.
Dari yang formal seperti karang taruna, ataupun lembaga serupa yang hanya hidup dan mengharapkan anggaran dari pemerintah seperti hidup segan mati tapi tak mau.
Atau lebih jelasnya nanti ada anggaran dari pemerintah baru hidup kegiatannya, itupun hanya membuat kegiatan formalitas dan seremonial belaka.
Belum lagi Remaja Masjid atau remas yang hanya hidup di Bulan Ramadhan itupun gaungnya sudah sangat kurang.
Selain itu yang sangat memprihatikan kurangnya Lapangan Bola tradisional atau lapangan tanah dengan semakin maraknya pembangunan di Kota ini lapangan-lapangan tersebut makin menghilang digantikan dengan lapangan-lapangan Komersil atau berbayar
Solusinya menurut saya mesti lebih di suport lagi oleh semua pihak untuk ruang ekspresi kalangan remaja.
Selain itu untuk mengantisipasi dan mencegah kejadian serupa seperti pembusuran dan begal perlu diberlakukan kembali Siskamling (Sistem Keamanan Keliling) dimasing-masing tingkat Kelurahan.
Kembali mengaktifkan Remaja Masjid di tiap-tiap Masjid, membukakan lapangan-lapangan sepakbola tradisional, dan menambah ruang-ruang berekspresi kalangan remaja.
Nanti lagi kulanjutkan tulisan ini,…