Begini Penjelasan SPBU Baruga Soal Dugaan Penganiayaan Mahasiswa

KENDARIKINI.COM – Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), Tandean Baruga angkat bicara soal dugaan pemukulan terhadap salah satu mahasiswa UMK yang diduga dilakukan oleh petugas keamanan SPBU beberapa waktu lalu.
Pengawas SPBU Tandean Baruga Riman mengatakan, kejadian itu terjadi sekitar pukul 01:00 WITA dini hari pada 05 Maret 2025 lalu. Pada saat itu kata dia, ada seorang Driver Maxim datang sambil membawa busi motor.
“Saya juga tidak tau pasti karena pada saat itu, kami tidak ada di TKP. Hanya kejadiannya itu sekitar Jam satu lewat dini hari, ada driver Maxim datang bawa busi motor sambil marah-marah gedor-gedor pintu kantor sampe ada dua orang operator yang jaga malam itu kaget,” katanya pada, Senin (10/03/2025).
Sehingga lanjut dia, akibat kejadian tersebut dua petugas kemanan malam di SPBU datang menghampiri oknum tersebut dengan maksud mempertanyakan kedatangannya.
“Karena sudah tengah malam operator ini tidak berani keluar, mereka juga takut. Posisinya memang sudah tidak ada pelayanan di SPBU. Makanya mungkin didengar sama dua orang security yang jaga malam dan kalo di liat di CCTV itu pintu kantor disini dia gedor-gedor,” ungkapnya.
Hanya saja ia mengaku, tidak mengetahui pasti soal adanya dugaan pengeroyokan yang dilakukan oleh sejumlah petugas kemanan SPBU seperti yang diadukan oleh oknum mahasiswa.
“Kalo soal pengeroyokan itu kami juga kurang tau, karena pada saat itu saya tidak ada. Yang bisa menjelaskan soal ini nanti kepolisian karena dua orang security itu sudah di mintai keterangan. Intinya kami serahkan sama kepolisian,” tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, seorang mahasiswa Universitas Muhamadiyah Kendari (UMK), MS (21), mengaku dianiaya oleh tiga oknum pegawai SPBU Baruga, Kendari, setelah mempertanyakan kualitas BBM subsidi jenis pertalite.
Menurut MS, kejadian tersebut terjadi setelah ia mengisi BBM jenis pertalite di SPBU Tendean Baruga pada Rabu, 5 Maret 2025. Setelah itu, motor korban mogok dan dinyatakan rusak oleh mekanik karena persoalan BBM yang digunakan.
Korban kemudian mendatangi SPBU Baruga untuk mempertanyakan tentang kualitas pertalite, namun malah dianiaya oleh tiga oknum pegawai SPBU tersebut.*