Sengketa Pembayaran Kontraktor dan Pihak Ketiga Jadi Alasan Penutupan Sepihak Jembatan Bayley Konut

KENDARIKINI.COM – Akses jembatan darurat Bailey di Sambadete, Konawe Utara, yang sebelumnya sempat ditutup, kini telah dibuka kembali.
Penutupan itu terjadi akibat sengketa pembayaran material antara kontraktor dan pihak ketiga.
Pembukaan akses ini dilakukan setelah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) menjamin akan segera menyelesaikan masalah pembayaran kepada kontraktor, yakni CV Ulin Pratama.
Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Provinsi Sultra, Fahri Yamsul, sebagai penanggung jawab proyek, memastikan bahwa pembayaran akan segera diproses.
“Kami sudah menindaklanjuti. Pagi ini jembatan sudah bisa dilalui masyarakat,” ujar Fahri saat dihubungi awak media, Selasa (12/8).
“Kami akan segera memproses pembayaran kepada kontraktor setelah kelengkapan administrasi terpenuhi dan sesuai prosedur.”
Kepala Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Dinas Bina Marga Provinsi Sultra, Nurdin, menjelaskan bahwa penutupan jalan dipicu oleh sengketa pembayaran material.
Nurdin, yang juga menjabat sebagai Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), menerangkan bahwa penunjukan kontraktor dilakukan sesuai Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2021 tentang pengadaan barang dan jasa pemerintah.
“Prosedur ini memungkinkan kami menunjuk penyedia terdekat yang memenuhi kualifikasi atau pelaku usaha setempat yang mampu. Penyedia bahkan bisa langsung memulai pekerjaan meskipun harga kewajaran belum ditentukan, karena ini bersifat darurat,” terang Nurdin.
Menurutnya, meskipun estimasi awal biaya proyek sekitar Rp 3,2 miliar, pembayaran tidak bisa dilakukan sembarangan. Proses pembayaran baru akan dilaksanakan setelah hasil audit inspektorat keluar.
“Pembayaran akan kami lakukan setelah audit Inspektorat Provinsi selesai untuk memastikan harga yang wajar. Ini mekanisme kontrol penting dan tentu saja sesuai ketentuan,” tambahnya.
Nurdin juga menegaskan bahwa tanggung jawab pembayaran material sepenuhnya berada di tangan kontraktor.
“Salah satu kualifikasi utama penyedia adalah kemampuan finansial. Penyedia harusnya memiliki modal kerja yang cukup. Masyarakat atau pihak ketiga yang menyediakan material seharusnya menagih ke penyedia, bukan ke pemerintah atau dinas,” pungkasnya.
Sekedar diketahui, proyek jembatan ini dikerjakan oleh CV Ulin Pratama dengan durasi yang sangat cepat, hanya 75 hari kalender.
Pekerjaan dimulai sejak 2 Mei 2025 dan rampung pada 15 Juli 2025.
Kecepatan pengerjaan ini berkat efisiensi teknis pemasangan jembatan pra-fabrikasi, atau yang dikenal dengan Jembatan Rangka (Bailey).
Secara teknis, total panjang jembatan mencapai 51 meter, yang dirakit dari tiga segmen modular berukuran 21 meter, 15 meter, dan 15 meter.
Jembatan ini memiliki lebar 5 meter dengan tinggi 2 meter dari permukaan tanah. Desain modular jembatan Bailey memang memungkinkan perakitan cepat di lokasi.
Selain pemasangan jembatan utama, penanganan darurat ini juga melibatkan pekerjaan sipil, termasuk pembangunan oprit dan jalan pendekat sepanjang 291 meter.
Material yang digunakan untuk oprit meliputi pasangan batu kosong (3.146,03 m³), timbunan pilihan (932,25 m³), serta pemasangan bronjong (208,76 m³) untuk stabilitas struktur tanah.
Dibukanya kembali jembatan ini menjadi angin segar bagi masyarakat setempat yang sangat bergantung pada akses tersebut.
Jaminan dari pihak dinas menunjukkan koordinasi yang baik dari pemerintah provinsi dalam menyelesaikan masalah ini agar proyek vital dapat berfungsi tanpa mengorbankan kepentingan publik.*