Januari hingga April 2025 Koltim Diguncang Gempa Bumi Sebanyak 508 Kali

KENDARIKINI.COM – Pergerakan sesar Kolaka sejak 24 Januari hingga 13 April 2025 telah mengakibatkan gempa bumi sebanyak 508 kali hingga pukul 22.00 WITA.
Sebanyak 65 kali gempa yang dirasakan, sementara kekuatan magnitudo yang terjadi dari 1.2 hingga 5.1 magnitudo.
Kepala Stasiun Geofisika Kendari, Rudin mengatakan peristiwa gempa bumi yang ke 508 kembali terjadi pada Minggu 13 April 2025 pukul 08:48:40 WITA, wilayah Barat Daya Loea, Kolaka Timur diguncang gempabumi tektonik.
“Hasil analisis BMKG menunjukkan informasi gempa bumi ini berkekuatan Magnitudo 2.5. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 4.10 Lintang Selatan, 121.89 Bujur Timur, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 1 Kilo Meter BaratDaya Loea, Kolaka Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara, pada kedalaman 5 kilo meter,” jelasnya melalui keterangan resminya yang diterima media ini.
Lanjutnya Jenis dan Mekanisme Gempabumi, Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas Sesar Aktif di BaratDaya Loea, Kolaka Timur.
“Dampak Gempa bumi, Guncangan gempabumi ini dilaporkan dirasakan di Kolaka Timur II-III MMI *(Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu)*. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami,” ungkapnya.
Pihaknya juga menyampaikan bahwa Gempa bumi Susulan, Gempa ini merupakan bagian dari rangkaian aktivitas gempa beruntun di Kolaka Timur yang terjadi sejak 24 Januari 2025 dengan M4.9, dimana gempa M2.5 yang terjadi saat ini merupakan kejadiaan gempa yang ke 507.
“Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah,” pungkasnya.*