CEO Radhika Group Angkat Bicara Soal PT Bahana
KENDARIKINI.COM – CEO Radhika Group Irda Siswanto angkat bicara soal tudingan melakukan penebangan mangrove dan penimbunan lahan.
Irda Siswanto mengatakan bahwa pihaknya sebelumnya membeli lahan masyarakat, dan telah dalam kondisi bersih.
“Saya beli lahan tersebut sudah dalam kondisi bersih,” ujarnya saat dihubungi via pesan WhatsApp, Selasa 19 November 2024.
Lanjutnya bahwa pihak perusahaan tidak dalam kapasitas melakukan penimbunan, melainkan pihaknya secara pribadi yang melakukan penimbunan.
“Dan kami tidak ada melakukan reklamasi,sebab yang kami timbun adalah lahan yang saya beli pada tanggal 27 September 2024,” ungkapnya.
“Lahan yang di timbun tidak keluar dari sertifikat Hak Milik,” sambungnya.
Sambungnya bahwa PT Bahana Wastecare merupakan anak perusahaan dari Radhika Group.
“PT Bahana Wastecare dan PT Petromini Indo Mandiri adalah anak perusahaan Radhika Group,” tambahnya.
Pihaknya juga menegaskan bahwa aktivitas penimbunan tidak ada kaitannya dengan perusahaan.
“Itu juga bukan kegiatan perusahaan, melainkan kegiatan saya pribadi, sebab yang beli lahan tersebut adalah saya pribadi bukan perusahaan,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan aktivitas reklamasi yang dilakukan oleh PT Bahana Wastecare (PT BW) di Desa Rapambinopaka, Kecamatan Lalonggasumeeto, Kabupaten Konawe, mendapat sorotan tajam dari masyarakat setempat.
Diketahui, perusahaan tersebut tengah melakukan penimbunan lahan yang rencananya akan digunakan untuk membangun depot Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar. Namun, kegiatan reklamasi tersebut menyebabkan sejumlah masalah, termasuk kerusakan pada jalan umum yang menjadi licin akibat tumpahan material reklamasi serta dugaan penebangan magrove.
Koordinator Advokat dan Pergerakan Karang Taruna Kecamatan Lalonggasumeeto, Hisbul Bahri, mengungkapkan bahwa ia menerima laporan mengenai kecelakaan yang terjadi di jalan umum akibat licinnya permukaan jalan, yang diduga disebabkan oleh tumpahan material dari aktivitas reklamasi PT. Bahana Wastecare.
“Hari ini saya mendapatkan kabar ada yang kecelakaan akibat jalanan licin, yang berasal dari tumpahan material reklamasi,” katanya.
Lebih lanjut, Hisbula menduga bahwa PT. Bahana Wastecare tidak memiliki izin yang sah untuk memanfaatkan jalan umum maupun izin pelaksanaan reklamasi di area yang berstatus ekosistem mangrove tersebut.
“Saya menduga hingga hari ini PT. BW tidak mengantongi izin pemanfaatan jalan umum. Jika terbukti tidak ada izin, perusahaan ini harus dihentikan aktivitasnya sesuai dengan UU RI No. 22 tahun 2009,” tegas Hisbula.*