Dinilai Bersih dari Korupsi, LSI Denny JA Sebut Mayoritas Masyarakat Inginkan ASR-Hugua Pimpin Sultra
KENDARIKINI.COM – Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2024, salah satu kriteria calon gubernur yang dianggap paling penting bagi masyarakat Sulawesi Tenggara (Sultra) adalah bersih dari isu korupsi.
Direktur LSI Denny JA, Adjie Alfarabi mengatakan sebesar 94,2 persen masyarakat sangat setuju atau cukup setuju bahwa calon gubernur harus bersih dari korupsi. Hanya 2, 2 persen saja yang menyatakan tidak setuju. Dan sisanya tidak menjawab atau tidak tahu.
Hal itu berdasarkan salah satu temuan utama dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA pada bulan Oktober
2024. LSI Denny JA melakukan survei tatap muka (face to face interview) dengan
menggunakan kuesioner kepada 800 responden di seluruh kabupaten kota di bumi anoa.
“Dengan 800 responden, margin of error survei ini sebesar 3,5 persen,” ungkapnya, Rabu (23/10/2024).
Survei tersebut tambahnya dilakukan pada tanggal 8-17 Oktober 2024. Dan persetujuan terhadap calon gubernur yang bersih dari korupsi merata di semua
segmen masyarakat.
“Baik mereka yang laki-laki maupun perempuan, pemilih muslim maupun non muslim, pendidikan tinggi maupun rendah, dan mereka yang wong cilik
maupun mereka yang berekonomi mapan,” bebernya.
Di pemilih laki-laki yang menyatakan setuju pemimpin harus bersih dari korupsi
sebesar 94, 1 persen dan di pemilih perempuan menyatakan setuju sebesar 94,3 persen. Di pemilih Islam menyatakan setuju pemimpin harus bebas dari korupsi sebesar 94 persen, sementara di pemilih non Islam, menyatakan setuju sebesar 97,6 persen.
Selanjutnya, dari sisi pendidikan, data LSI Denny JA menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula persetujuan mereka terhadap calon pemimpin yang bebas dari korupsi.
“Di pemilih yang hanya lulus SD, yang menyatakan setuju pemimpin harus bersih dari isu korupsi sebesar 92 persen, sementara di kelompok terpelajar, mereka yang menyatakan setuju pemimpin harus bebas korupsi sebesar 96 persen,” jelasnya.
Kemudian masyarakat yang berpendapatan rendah, atau yang disebut sebagai wong cilik, yang setuju dengan pemimpin bersih sebesar 91,1 persen dan mereka yang berekonomi mapan yang setuju pemimpin harus bersih dari korupsi sebesar 96,8 persen.
“Di segmen ekonomi menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat ekonomi, semakin pula persetujuan mereka bahwa pemimpin itu harus bersih dari korupsi,” jelasnya.
Adjie Alfarabi menjelaskan salah satu alasan masyarakat pemimpin bebas dari korupsi karena korupsi dinilai sebagai faktor utama ekonomi tidak membaik. Sebesar 35, 5 persen menyatakan banyaknya korupsi di pemerintahan sebagai alasan utama mengapa kondisi ekonomi mereka tidak membaik. Ada juga yang menyalahkan komitmen pemerintah dalam memenuhi janjinya yaitu sebesar 24,5 persen.
“Masyarakat yang menyalahkan karena alasan kondisi ekonomi nasional juga memburuk sebesar 15,2 persen. Dan sebesar 7,8 persen menyatakan karena memang pemerintah tidak peduli terhadap
ekonomi masyarakat,” ungkapnya.
Dengan demikian, 36 hari jelang pilkada Gubernur Sultra 2024, Andi Sumangerukka (ASR) dan Hugua masih unggul dibanding dengan calon gubernur dan wakil gubernur lainnya, dengan dukungan sudah di atas 35 persen. Survei menunjukan bahwa dukungan terhadap Paslon nomor urut 2 sebesar 35,2 persen.
Kemudian disusul Tina Nur Alam-LM Ihsan Taufik Ridwan dengan dukungan sebesar 29,5 persen, selanjutnya pasangan Lukman Abunawas-La Ode Ida
(LA-IDa) sebesar 20 persen dan terakhir pasangan Ruksamin-LM Sjafei Kahar (Ruksamin-Sjafei) sebesar 10,7 persen.
“Masyarakat yang belum menentukan pilihan hanya sebesar 4,6 persen. Sehingga ketika pilgub dilaksanakan hari ini maka ASR-Hugua pemenangnya,” pungkasnya.*