Begini Kronologi Dugaan Penganiayaan Anggota Polsek Tiworo Tengah

KENDARIKINI.COM – Begini kronologi dugaan penganiayaan tiga anggota POLRI yang sementara bertugas mengamankan malam takbiran di wilayah hukum Polsek Tiworo Tengah pada Minggu 30 Oktober 2025.
Kapolres Muna AKBP Indra Sandy melalui Kasi Humas Ipda Baharuddin mengatakan peristiwa pemukulan terhadap Tiga anggota POLRI terjadi pada hari minggu, 30 Maret 2025 sekitar Pukul 23.30 WITA.
“Terjadi pemukulan terhadap 3 (tiga) anggota Polri di wilayah hukum Polsek Tiworo Tengah, Polres Muna yang dilakukan oleh 2 orang anggota TNI yang cuti dan beberapa masyarakat,” katanya melalui keterangan resminya yang diterima media ini, Senin 31 Maret 2025.
“Awalnya Bripda Hendi anggota Polsek Tiworo Tengah pada hari Minggu 30 Maret 2025 sekitar pukul 20.30 WITA bersama anggota Danramil Tikep melaksanakan pengamanan kegiatan masyarakat takbir keliling di Tugu Rambutan Desa Wapae jaya Kecamatan Tiworo Tengah Kabupaten Muna Barat, kemudian pada pukul 23.20 WITA, kegiatan masyarakat di Tugu Rambutan sudah selesai dan personil gabungan polsek dan koramil kembali ke kantor,” jelasnya.
Sambungnya setiba dikantor beberapa masyarakat bersama oknum anggota TNI yang cuti menggunakan knalpot brong memancing-mancing dengan gas tinggi di depan kantor Polsek Tiworo Tengah sambil berteriak.
“Kemudian sekitar pukul 23.30 Wita, ada masyarakat yang bergabung rombongan menggunakan Sepeda Motor Yamaha Jupiter juga memancing dengan gas tinggi motornya di depan Mako Polsek, sehingga anggota Bripda Hendi melakukan upaya mengamankan warga tersebut,” tambahnya.
Kemudian tiba-tiba dua oknum anggota TNI yang cuti dan saat itu sedang bersama dengan masyarakat tersebut diduga melakukan penyerangan dengan pemukulan terhadap Bripda Hendi.
“Seketika itu Bripda Hendi terjatuh, sehingga Kapolsek membantu menarik dan menyelamatkan Korban ke dalam Mako Polsek Tiworo Tengah,” tuturnya.
Kemudian akibat peristiwa tersebut Bripda Hendi mengalami pendarahan dari hidung sehingga saat ini dirawat di Puskesmas Tikep.
Sementara itu korban lainnya, Briptu Rendi Supriadi yang juga anggota Polsek Tiworo Tengah saat itu melerai dugaan pengeroyokan terhadap Korban Bripda Hendi yang diduga dilakukan oleh 2 oknum anggota TNI dan masyarakat.
“Kemudian salah satu oknum anggota TNI Pratu R memukul Korban Briptu Rendi Supriadi dibagian belakang kepala, Setelah itu Korban Briptu Rendi terus membantu menyelamatkan Korban Bripda Hendi,” tuturnya.
Sambungnya lagi akibat dari pemukulan Korban merasa sakit.
Selain itu Korban lainya, Bripda Abdi Maha Putra anggota Brimobda Sultra lada saat kejadian pemukulan terhadap Bripda Hendi di depan Mapolsek Tiworo Tengah, Korban Bripda Abdi Maha Putra sedang berada di rumahnya, sekitar 500 meter dari Mapolsek Tiworo Tengah.
“Setelah mendengar ada kejadian di Polsek, Korban bersama temannya langsung menuju Mapolsek, Sebelum sampai di Polsek, Korban berpapasan dengan terduga pelaku Serda A dan kemudian menegurnya (karena merupakan teman akrab). Tiba-tiba terduga pelaku Serda A memukul bagian kepala Korban, kemudian Korban membalas menampar kepala belakang terduga pelaku,” jelasnya.
Lanjutnya lagi setelah itu terduga pelaku berkata kepada Korban bahwa terduga pelaku hanya bermain-main saja.
“Kemudian terduga pelaku merangkul Korban dan berjalan menuju Tugu Rambutan. Setibanya di Tugu Rambutan, ketika Korban masih dalam rangkulan terduga pelaku, tiba-tiba terduga pelaku memukul bagian mulut Korban dan kemudian teman terduga pelaku Pratu R ikut memukul dibagian wajah Korban,” ungkapnya.
Akibat dari kejadian tersebut, Korban yang kedua mengalami Luka robek pada bibir bawah.
Sementara itu Komandan Subdenpom XIV/3-3, Letda CPM Darwis yang dihubungi via telepon saat ditanyakan perihal oleh TKP anggota POM dan pengamanan dua oknum TNI, pihaknya mengatakan “Kita masih menunggu petunjuk, nanti dulu, kita menunggu petunjuk dari Dandim dulu,”.
Selain itu sebelumnya Danrem 143 Halu Oleo, Brigjen TNI R Wahyu Sugiarto yang dihubungi via telepon mengatakan bahwa tidak ada insiden penganiayaan hanya perdebatan.
“Tidak ada penganiayaan, ada kesalahanpaham, hanya berdebat,” katanya,
Saat ditanyakan perihal anggota POM yang melakukan olah TKP pihaknya tak menampik hal tersebut.
“Hasil pemeriksaannya ternyata tidak seperti itu, hanya salah paham, mereka kawan SMA,” ujarnya.
Lanjutnya saat ditanyakan terkait Oknum anggota TNI yang satu berasal dari Kodim Kendari dan Kodim Palu pihaknya juga membenarkan hal tersebut.
“Anggota yang dari Kodim Kendari itu melerai yang anggota dari Sulawesi Tengah, tentara luar bukan anggota ku, tapi sudah diselesaikan, informasinya begitu,” pungkasnya.*