Musda Golkar Sultra Diundur ke Oktober, Bahlil Dijadwalkan Hadir

KENDARIKINI.COM – Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Sulawesi Tenggara (Sultra) yang berulang kali diundur, akhirnya menemukan titik terang.
Pelaksanaannya yang semula dijadwalkan September, kini dipastikan akan digelar pada Oktober mendatang.
Kepastian ini muncul setelah Sekretaris DPD Golkar Sultra, Basri, mengonfirmasi bahwa Ketua Umum DPP Golkar, Bahlil Lahadalia, berencana untuk hadir langsung dalam perhelatan akbar tersebut.
Kehadiran seorang Ketua Umum DPP dalam Musda di tingkat provinsi adalah momen langka dan strategis. Ini menunjukkan perhatian khusus dari pusat terhadap dinamika politik di daerah. “Sultra sama Papua itu kan kampungnya beliau, makanya dia ingin hadir sendiri,” tutur Basri. “DPP masih menyusun jadwal menyesuaikan jadwal beliau.” Katanya ketika dikonfirmasi, Jumat (26/9/2025)
Pernyataan Basri ini secara tidak langsung menggarisbawahi bahwa penundaan Musda sama sekali bukan karena adanya kendala komunikasi atau tarik-menarik figur calon ketua. Sebaliknya, hal ini murni karena DPP ingin mengoptimalkan momentum dengan kehadiran sang ketua umum yang memiliki agenda padat.
Pertarungan Tiga Figur Panaskan Musda
Momentum kehadiran Bahlil di Sultra menjadi sangat krusial, mengingat Musda kali ini diprediksi menjadi ajang pertarungan sengit antara tiga figur politik utama. Selain petahana Hery Asiku, dua penantang kuat telah secara terbuka menyatakan kesiapan mereka: politisi senior Abu Hasan dan Bupati Muna Barat, Laode Darwin.
Dinamika yang paling menarik adalah perbedaan pendekatan antara Laode Darwin dan Abu Hasan dalam melangkah maju.
Laode Darwin, dengan sikapnya yang hati-hati, memilih untuk menunggu “lampu hijau” atau penugasan dari DPP.
“Kalau itu diinginkan oleh DPD II dan diminta oleh DPP, saya siap bertarung,” ujarnya ketika ditemui disalah satu hotel di Kendari pada Selasa (26/8/2025) yang lalu.
Sikap ini mencerminkan ketaatan terhadap garis komando partai dan strategi politik yang terpusat.
Di sisi lain, Abu Hasan mengambil langkah yang lebih berani dan independen. Ia mendeklarasikan kesiapannya tanpa harus menunggu restu DPP,
“Saya akan menjadi pendaftar pertama siapa pun yang maju,” tegasnya. “Kalau yang lain menunggu restu, saya untuk maju sebagai calon tidak perlu menunggu restu,” ujarnya ketika dihubungi pada Rabu (27/8/2025).
Sikap ini menunjukkan kepercayaan diri dan keinginan untuk menunjukkan bahwa kekuatannya berasal dari dorongan internal.
Kehadiran Bahlil: Kunci Penentu Arah Politik
Dalam konteks pertarungan tiga kekuatan ini, kehadiran Ketua Umum Bahlil Lahadalia akan menjadi faktor penentu.
Musda bukan hanya sekadar pemilihan ketua, tetapi juga ajang konsolidasi internal, penentuan arah strategi partai ke depan, dan evaluasi kinerja DPD provinsi.
Dengan rekam jejak Bahlil yang dikenal sebagai figur tegas dan memiliki kemampuan manajerial tinggi, kehadirannya akan mengirimkan pesan kuat.
Keputusannya untuk hadir secara langsung menunjukkan bahwa ia tidak ingin melepas begitu saja prosesi politik di Sultra.
Hal ini bisa jadi merupakan sinyal bahwa DPP akan mengambil peran lebih aktif dalam menentukan siapa yang layak memimpin DPD Sultra.
Tiga figur yang bersaing Hery Asiku, Laode Darwin, dan Abu Hasan tentu akan berupaya menarik perhatian dan mendapatkan dukungan dari Ketua Umum.
Strategi mereka, baik yang bersifat menunggu restu maupun yang berani independen, akan diuji di hadapan Bahlil. Siapa pun yang pada akhirnya terpilih, kehadiran Bahlil akan memastikan bahwa pemimpin DPD Golkar Sultra yang baru adalah sosok yang sejalan dengan visi dan misi DPP.*