Cegah Penyalahgunaan Obat Bebas, Tim Dosen UHO Sosialisasi ke Pelajar Ditengah Dampak Pergaulan Digital

KENDARIKINI.COM – Dalam rangka mencegah penyalahgunaan obat yang bebas di jual di pasaran dan ditengah dampak pergaulan digital, Tim Dosen UHO melakukan Sosialisasi ke Pelajar di SMAN 4 Kendari.
Sebanyak 50 siswa kelas XI SMAN 4 Kendari mengikuti kegiatan “Sosialisasi Pencegahan Penyalahgunaan Obat Bebas sebagai Dampak Literasi Digital” yang diselenggarakan oleh tim dosen Universitas Halu Oleo (UHO) pada Jumat 24 Oktober 2025.
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran remaja terhadap bahaya penyalahgunaan obat bebas yang marak terjadi akibat misinformasi di media sosial.
Tim sosialisasi dipimpin oleh Prof. Dr. Jamaluddin HOS, M.Si, guru besar bidang sosiologi Universitas Halu Oleo, bersama tim yang terdiri atas dosen sekaligus apoteker dari Fakultas Farmasi dan dosen Ilmu Komputer dari Fakultas FMIPA UHO.
Dalam penjelasannya, Prof. Jamaluddin mengungkapkan bahwa kegiatan ini berangkat dari hasil pengamatannya terhadap perilaku remaja masa kini yang sangat terpengaruh oleh media sosial.
“Banyak remaja yang mengikuti tren tanpa menyaring informasi terlebih dahulu. Akibatnya, muncul fenomena penyalahgunaan obat bebas karena kesalahpahaman terhadap fungsi dan efek obat,” ujarnya.
Salah satu dosen farmasi yang turut menjadi narasumber menjelaskan, beberapa obat yang sering disalahgunakan adalah Antimo dan CTM.
“Keduanya memiliki efek samping mengantuk sehingga sering disalahartikan sebagai obat tidur. Meskipun keduanya bisa dibeli tanpa resep dokter, obat ini tetap berbahaya jika digunakan tanpa indikasi medis yang jelas,” jelasnya.
Selain mendapatkan materi edukatif, para siswa juga menerima cinderamata berupa apotek mini, yaitu kotak plastik berisi beberapa contoh obat bebas yang aman digunakan, seperti Antasida Doen untuk mengatasi gangguan asam lambung.
Setiap obat dilengkapi dengan aturan pakai yang jelas agar siswa dapat memahami cara penggunaan yang benar dan bijak.
Melalui kegiatan ini, tim dosen UHO berharap para siswa dapat menjadi generasi yang cerdas digital dan bijak dalam mengonsumsi obat, terutama dalam menghadapi banjir informasi di dunia maya.
“Kami ingin membangun kesadaran bahwa tidak semua informasi di media sosial bisa dipercaya, apalagi yang berkaitan dengan kesehatan,” tutup Prof. Jamaluddin.
Sebagai langkah selanjutnya, tim dosen Universitas Halu Oleo berencana mengadakan sosialisasi serupa kepada para guru dengan materi yang lebih mendalam.
Dalam kegiatan lanjutan tersebut, akan dibahas mengenai obat-obat tanpa resep yang termasuk kategori prekursor farmasi dan obat-obat tertentu, yaitu zat aktif yang dapat menimbulkan efek menyerupai narkotika atau psikotropika apabila dikonsumsi dalam jumlah berlebihan.
Materi ini tidak diberikan kepada siswa karena dikhawatirkan dapat menimbulkan penyalahgunaan informasi. Oleh karena itu, tim menilai bahwa guru memiliki peran strategis dalam memahami dan menyampaikan informasi yang benar mengenai bahaya penyalahgunaan obat bebas di lingkungan sekolah.
Melalui peningkatan kapasitas guru, diharapkan upaya pencegahan dapat dilakukan secara lebih efektif dan berkelanjutan, sehingga sekolah dapat menjadi garda terdepan dalam membentuk kesadaran remaja tentang penggunaan obat yang aman dan bertanggung jawab.*







