Oknum Ngaku TNI Diduga Peras Penjual Tabung Gas LPG 3 Kilo Gram di Muna dan Mubar

KENDARIKINI.COM – Dua orang oknum yang mengaku anggota TNI diduga melakukan pemerasan terhadap sejumlah penjual tabung gas subsidi LPG 3 (Tiga) Kilo Gram.
Dua oknum tersebut juga mengaku ditugaskan Pertamina untuk menertibkan penyalahgunaan penjualan tabung gas LPG 3 Kilo Gram.
Kedua oknum tersebut diduga memanfaatkan situasi pelarangan penjualan tabung gas LPG 3 Kilo Gram di wilayah Muna dan Muna Barat.
Salah satu penjual tabung LPG 3 Kilo Gram di wilayah Muna dan Muna Barat, E mengatakan pihaknya dimintai sejumlah uang, apabila tidak mengikuti permintaannya, pihaknya akan diproses.
“Disini kan belum ada izinnya, keuntungan kita dapat empat ribu, tadi itu di Tondasi, awalnya dimintai tiga juta, tapi empat orang hanya menyetor tiga ratus per kepala, 1,2 juta totalnya, mereka mengaku dari Intel dan bekerjasama dengan migas,” katanya, Sabtu 5 April 2025.
“Kalau saya kemarin besoknya lebaran saya dimintai 2 Juta,” tambahnya.
Lanjutnya pihaknya mengakui bahwa melakukan penjualan ke warung-warung dan pengeceran ke kios-kios.
“Saya menjual dirumah dan edarkan di kios-kios kecil,” ungkapnya.
Pihaknya juga menyampaikan apabila tak dikasih pihaknya diancam akan diproses dan akan diblow up ke media.
“Kalau tidak dikasih mereka mau angkut ini mobil, kalau kita tidak kasih juga dia mau kirim ke media dan uang ini untuk hapus laporannya ke media,” tuturnya.
Pihaknya juga tak berani menanyakan surat tugas dari oknum tersebut.
“Kita tidak berani tanyakan, tapi untuk oknum inisial A, dan satunya saya tidak tahu,” tutupnya.
Sementara itu hal serupa disampaikan oleh salah satu Emak-emak, I yang juga melakukan penjualan tabung gas LPG 3 Kilo Gram.
“Kemarin itu dimintai satu juta, tetapi dikasih bapaknya delapan ratus, kalau tidak dikasih mobil kami mau dibawa di Kendari,” katanya.
Pihaknya juga mengakui melakukan penjualan tabung LPG 3 Kilo Gram untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Hanya disekitar sini saja untuk penuhi kebutuhan sehari-hari,” tambahnya.
Emak-emak lainnya, E juga mengaku mendapatkan hal serupa.
“Saat itu saya gemetar, saya takut, pertama dia mintai tiga juta, dia gunakan mobil warna hitam, dua orang, saya bilang nda bisa bayar tiga juta, karena anak saya sementara berkuliah, jadi saya kasih hanya satu juta dua ratus,” ungkapnya.
“Saya menjual dibagian Raha,” tambahnya.
Selain itu penjual tabung LPG 3 Kilo Gram lainnya, A mengatakan bahwa pihaknya melakukan penjualan disekitar wilayah pesisir.
“Saya jual dan muat-muat di laut, pertama dimintai satu juta, kemudian turun lima ratus, tetapi kita hanya sanggup kasih tiga ratus,” katanya.
Lanjutnya bahwa pihaknya juga mengungkapkan bahwa jika tak ada solusi untuk di wilayah Muna dan Mubar, kedua oknum tersebut akan menutup penjualan tabung LPG 3 Kilo Gram.
“Kalau tidak ada solusi mereka mau tutup penjualan tabung LPG 3 Kilo Gram di wilayah Muna dan Mubar,” ungkapnya.
“Awalnya tadi gara-gara ada yang didapat sementara muat di mobilnya, akhirnya kita ikut semua,” pungkasnya.
Sementara itu Asintel Kodam XIV Hasanuddin Kol Inf Robinson Tallupadang yang dikonfirmasi via telepon WhatsApp mengatakan bahwa pihaknya hanya melakukan monitoring dan penertiban.
“Kita monitoring dan penertiban, semua kita bantu, tapi kalau untuk minta uang tidak boleh, kalau penertiban iya, semua pemerintah kita bantu untuk menertibkan yang ilegal,” katanya.
Lanjutnya bahwa siapapun bisa melakukan penertiban, dan menyerahkan ke pihak APH.
“Semua bisa menertibkan, kalau Penyelidikan dan Penyidikan ke APH,” ungkapnya.
Pihaknya juga akan menindak tegas apabila ada oknum yang mengaku atau memanfaatkan situasi tersebut.
“Kalau minta uang tidak boleh, kalau kita dapat kita tindak tegas,” pungkasnya.
Sementara itu Danrem 143 Halu Oleo, Brigjen TNI R Wahyu akan mengecek terlebih dahulu informasi tersebut.
“Saya cek ya, terimakasih infonya,” ujarnya saat dikonfirmasi via pesan WhatsApp.
Hal serupa juga disampaikan Kapenrem 143 Halu Oleo Mayor Inf La Ode Sadiran.
“Coba saya konfirmasi dulu,” katanya.*