Sucianti Suaib Saenong Diundang di UI, Bicara Soal Peran Perempuan di Politik
KENDARIKINI.COM – Pentolan aktivis yang saat ini juga aktif sebagai Politisi Perempuan, Sucianti Suaib Saenong diundang khusus di Fakultas Ekonomi Magister Managemen Universitas Indonesia (UI), Selasa 15 Oktober 2024.
Diketahui kegiatan ini diselenggarakan oleh Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat,Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) bekerja sama dengan ODI Advancing Learning and Innovation on Gender Norms (ALIGN) yang telah menyelesaikan studi berjudul “Understanding Women’s Engagement with Political Parties and the Role of Gender Norms: Indonesia as a case study” atau “Norma Gender dan Partisipasi Politik
Perempuan di Kegiatan Politik”.
Penyelenggaraan diseminasi hasil penelitian ini turut didukung oleh Forum Kajian Pembangunan (FKP). Studi ini bertujuan untuk mendalami peranan norma sosial untuk menggerakkan partisipasi perempuan Indonesia dalam kegiatan kampanye Pemilihan Presiden tahun 2024.
Selain itu dalam kegiatan tersebut untuk memahami peran norma Gender dan Partisipasi Perempuan dalam kegiatan politik di Indonesia.
Yang dihadiri oleh dosen petinggi UI
Diahhadi Setyonaluri, Ella S. Prihatini, Ani Widyani Soetjipto.
“Saya sebagai orang yang di wawancarai sebagai politisi perempuan. saya memberi beberapa alasan mengapa masih minimnya politisi perempuan pertama perempuan yang masuk dunia politik harus selesai dulu dengan dirinya,” katanya.
Sambungnya bahwa ketika perempuan ingin masuk di dunia politik mesti memiliki izin dari Keluarga.
“Perempuan untuk masuk kedunia politik, harus selesai dulu dengan dirinya, izin suami soal urusan anak dan dapur,” tambahnya.
“Karena perempuan harus mendapat izin suami sedang sangt langka seorang suami yg bukan politisi menginzinkan istri untuk terjun kedunia politik, bahkan seorang suami politisi belum tentu mengizinkan istri terjun kedunia politik apalagi bukan politisi,” jelasnya.
Lanjutnya bahwa selain itu perempuan ketika sudah berkeluarga dan mempunyai anak, mesti memikirkan anak ketika mau maju di Politik.
“Kedua masalah anak, seorang ibu tdk akan tega meninggalkan anak yg masih balita utk hal yg bagi saya politik ini adalah sumbangsih diri bukan utk cari nafkah. apalago di awal2 turun kita yang harus korban waktu dan materi,” ungkapnya.
Pihaknya juga menuturkan bahwa kegiatan tersebut mengangkat tema tentang kurangnya perempuan di Bidang Politik.
“Tema acara tersebut, mengkaji masih minimnya politisi perempuan walau telah di beri kuota 30 persen dikarenakan alasan tersebut diatas,” ungkapnya.
Lanjutnya adapun kebanyakan polisiti perempuan biasanya karena ada DNA nama besar keluarga.
“(Dinasty bisa dari orgtua atau suami atau saudara) dan pasti unggul dalam hal pendanaan dan berikutnya dari kalangan Selebriti yang tingkat popularitas sudah duluan lebih unggul dari yang lain,” tuturnya.
“Walau saya bukan dari keduanya apapun itu kemampuan mentallah yang menunjang semua walau berbeda start. Seperti Mobil ada yang matic tinggal gass, ada yg manual dan ada yang harus merakit mobil nya dari awal, Walau merakit dari awal tetap beberapa ada yang sukses walau bukan berasal dari kalangan keluarga politisi maupun selebriti,” pungkas Politisi Muda asal Sultra.*