Warga Routa Tagih Janji Pembangunan Smelter PT SCM

KENDARIKINI.COM – Kekecewaan mendalam kini menyelimuti masyarakat Kecamatan Routa, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra). Mereka menuding PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) telah mengkhianati janji pembangunan smelter setelah dua dekade menambang nikel di wilayah mereka.

Koordinator Warga Routa Menggugat, Rafli, menyebutkan, tahun ini saja sekitar 19 juta ton material tambang telah dikirim ke Morowali, Sulawesi Tengah, tanpa ada kejelasan realisasi pembangunan smelter yang dijanjikan perusahaan.

“Selama 20 tahun kami percaya bahwa pengorbanan kami akan dibayar dengan kehidupan yang lebih baik. Tapi yang terjadi, tanah kami diambil jutaan ton dan dikirim keluar daerah tanpa hasil yang kami rasakan,” tegas Rafli, Kamis (23/10).

Warga Routa menilai mereka telah rela menyerahkan ribuan hektare lahan damar dan kawasan Danau Taparran Teo untuk mendukung proyek tambang dan industri nikel PT SCM. Namun hingga kini, janji kesejahteraan serta pembangunan smelter tak kunjung terwujud.

Rafli menyoroti besarnya potensi sumber daya nikel di Routa yang seharusnya bisa menjadi sumber kemakmuran lokal. Estimasi cadangan nikel di kawasan ini mencapai 1 miliar ton, sementara PT SCM menguasai konsesi seluas 21.100 hektare dengan kandungan sekitar 13,8 juta ton nikel (kadar Ni 1,22%) dan 1 juta ton kobalt (kadar Co 0,08%).

Tambang ini memproduksi bijih limonit dan saprolit dengan proyeksi umur operasi jangka panjang.

“Bayangkan, potensi sebesar itu diambil dari tanah kami, tapi manfaatnya tak dirasakan masyarakat Routa maupun Pemerintah Sultra. Semua hanya lewat di depan mata,” ujar Rafli.

Selain ekspor material, Rafli juga menyoroti minimnya program pemberdayaan masyarakat, pembinaan UMKM, dan peluang kerja signifikan bagi warga lokal.

“Kami hanya menuntut keadilan. Kami ingin smelter dibangun di sini, agar kami tidak selamanya jadi penonton di tanah sendiri,” beber Rafli.

Kekecewaan warga semakin memuncak setelah Indonesia Konawe Industrial Park (IKIP), yang semula diproyeksikan sebagai lokasi smelter, kini seolah tinggal kenangan.

Peralatan pembangunan smelter di IKIP dikabarkan sudah dipindahkan, bahkan pipa besar untuk proyek Morowali telah mulai dibangun, sementara karyawan IKIP banyak yang di-PHK.

Upaya masyarakat Routa mencari kejelasan juga telah dilakukan. Mereka menemui Gubernur Sultra, Andi Sumangerukka, dan jajaran Pemprov pada September 2025, serta mendatangi DPRD Sultra untuk mendesak Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan pihak PT SCM.

Namun hingga kini, harapan mereka terkait pembangunan smelter dan keadilan di tanah sendiri belum menemukan titik terang.Editor: Redaksi.*

Berita Terkait