Diselamatkan Petugas Pos PAM, Petani di Bombana Nyaris Akhiri Hidup Gegara KDRT
KENDARIKINI.COM – Upaya bunuh diri yang dilakukan seorang petani berinisial KB (31) di Desa Kalaero, Kecamatan Lantari Jaya, Kabupaten Bombana berhasil digagalkan oleh petugas Pos Pam Lantari Jaya. Kejadian ini terjadi pada Minggu (22/12) dini hari, sekitar pukul 00.12 WITA.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, KB nekat mencoba mengakhiri hidupnya akibat tekanan berat dari konflik rumah tangga dan masalah ekonomi. Insiden bermula ketika KB mendatangi rumah iparnya untuk mengajak istrinya, GS (26), kembali ke rumah. Namun, sang istri menolak dengan alasan sering mengalami Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
Setelah meninggalkan rumah iparnya, KB kembali ke kediamannya. Tak lama, ipar KB yang curiga memutuskan menyusul dan mendapati KB sudah mempersiapkan tali untuk gantung diri. Iparnya segera melaporkan kejadian tersebut ke Pos Pam Lantari Jaya.
Delapan petugas Pos Pam segera. merespons laporan tersebut dan tiba di lokasi pada pukul 00.20 WITA. Setelah mendobrak pintu rumah, mereka menemukan KB dalam posisi berdiri di atas kursi dengan tali melilit lehernya. Petugas langsung memotong tali menggunakan parang dan menenangkan KB yang dalam kondisi emosional.
Kapospam Lantari Jaya, IPDA Prasetyo Nento, SH., CPM, mengungkapkan bahwa konflik rumah tangga KB telah memuncak sejak istrinya meninggalkan rumah pada 17 Desember 2024. “Sang istri menolak kembali karena mengaku sering menjadi korban KDRT, termasuk insiden di mana KB pernah membakar rumah dengan sengaja. Tekanan ekonomi juga diduga menjadi pemicu tindakan nekat ini,” ujarnya.
Petugas selanjutnya membawa KB ke Polsek Lantari Jaya untuk pendampingan lebih lanjut dan mempertemukan KB dengan istrinya dalam upaya mediasi. Namun, GS tetap menolak kembali karena trauma atas tindak kekerasan yang dialaminya.
Petugas selanjutnya membawa KB ke Polsek Lantari Jaya untuk pendampingan lebih lanjut dan mempertemukan KB dengan istrinya dalam upaya mediasi. Namun, GS tetap menolak kembali karena trauma atas tindak kekerasan yang dialaminya.
IPDA Prasetyo Nento menegaskan pentingnya pendekatan humanis dalam menangani kasus seperti ini. “Selain menyelamatkan nyawa pelaku, kami memberikan dukungan psikologis agar pelaku tidak mengulangi tindakan serupa. Kami juga melakukan mediasi dengan keluarga untuk mencari solusi terbaik,” jelasnya.
Kapospam berharap insiden ini menjadi pelajaran bagi masyarakat untuk tidak segan mencari bantuan kepada pihak berwenang saat menghadapi persoalan berat, sehingga tindakan ekstrem seperti percobaan bunuh diri dapat dicegah.*