Nilai Tukar Petani di Sultra Alami Penurunan
KENDARIKINI.COM – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara baru saja merilis beberapa indikator strategis terkini terkait Inflasi, NTP, Ekspor-Impor, TPK, dan Transportasi.
Hal tersebut disampaikan Plt. Kepala BPS Provinsi Sulawesi Tenggara, Surianti Toar, dalam siaran persnya di BPS Provinsi Sulawesi Tenggara, Kamis 1 Agustus 2024.
Surianto mengatakan Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib).
“NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi,” katanya.
Lanjutnya Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi Tenggara bulan Juli 2024 turun 1,39 persen dari 117,59 menjadi 115,96.
“Penurunan NTP ini disebabkan karena indeks harga yang diterima petani (It) turun sedalam 1,68 persen, lebih dalam dari penurunan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,29 persen,” ungkapnya.
SambungnyaNTP masing-masing subsektor tercatat sebagai berikut: Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) 95,92; Subsektor Hortikultura (NTPH) 113,73; Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 134,19; Subsektor Peternakan (NTPT) 106,48 dan Subsektor Perikanan (NTNP) 98,80. Sedangkan Indeks NTP Nasional sebesar 119,61 atau naik sebesar 0,70 persen dari bulan sebelumnya sebesar 118,77.
“Pada Juli 2024 terjadi penurunan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) di Sulawesi Tenggara sedalam 0,36 persen yang salah satu penyebabnya didominasi oleh penurunan nilai indeks pada kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau,” pungkasnya.*