Buka Kick Off Program Inkubasi Wastra, Ketua Dekranasda Sultra Dorong Peningkatan Kualitas

KENDARIKINI.COM – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Arinta Nila Hapsari secara resmi membuka kegiatan Kick Off Program Inkubasi Wastra Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sultra.
Kegiatan ini berlangsung di Aula Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Kendari pada Rabu 16 April 2025.
Melalui kesempatan ini, Kepala BPVP Kendari, Amran, mengungkapkan bahwa BPVP sebelumnya dikenal sebagai Balai Latihan Kerja (BLK), dan kini hadir dengan cakupan pelatihan yang lebih luas serta skema kejuruan yang lebih beragam.
Lanjut, kata dia, BPVP Kendari siap menjadi tempat pembinaan keterampilan bagi masyarakat Sultra, terutama bagi angkatan kerja yang belum memiliki keahlian khusus.
“Dengan pelatihan yang tersedia, harapannya masyarakat bisa terserap ke dalam dunia kerja dan mengurangi angka pengangguran di daerah,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Deputi Kepala Perwakilan BI Sultra, Rahadian Triaji, menyampaikan bahwa program ini merupakan bentuk konkret sinergi antara BI dengan pemerintah daerah, dalam hal ini Dekranasda Sultra, untuk mendorong peningkatan kapasitas UMKM.
“Bank Indonesia tidak hanya fokus pada sisi makroekonomi, tapi kami juga sangat concern pada penguatan UMKM, terutama yang memiliki keterkaitan dengan pelestarian budaya dan penguatan ekonomi lokal,” ujarnya.
Rahadian menambahkan bahwa tantangan global yang dihadapi saat ini justru bisa menjadi peluang besar bagi produk wastra daerah untuk tampil sebagai solusi alternatif fashion yang berkelanjutan dan bernilai tinggi.
Melalui program ini, peserta akan mendapatkan pelatihan intensif selama 14 hari dari tanggal 16–29 April 2025, terbagi dalam dua kelas: tata busana dan produksi.
Pelatihan ini akan memanfaatkan tekstil tradisional Sultra dan didampingi oleh mentor berpengalaman.
Rahadian menegaskan pentingnya pelestarian budaya melalui industri fesion lokal yang berdaya saing tinggi, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Ketua Dekranasda Sultra, Arinta Nila Hapsari, mengungkapkan transformasi wastra yang dulunya hanya digunakan sebagai sarung atau selendang, kini berkembang menjadi produk fashion modern seperti blazer, jas, celana, hingga aksesori seperti topi dan tas.
“Ini menunjukkan bahwa wastra, khususnya tenun, telah beradaptasi dengan selera pasar, terutama kalangan muda. Ini adalah peluang besar untuk terus dikembangkan,” ungkapnya.
Kemudian Ia menekankan bahwa tantangan terbesar ke depan adalah menjaga kualitas produk.
“Desain yang menarik harus didukung dengan hasil produksi yang rapi dan berstandar tinggi. Karena itu, program Inkubasi Wastra ini sangat penting untuk meningkatkan kemampuan para pelaku industri kreatif kita,” bebernya.
Sebagai bagian dari strategi Dekranasda Sultra, pihaknya mendorong para desainer untuk memperbanyak produksi pakaian siap pakai (ready to wear), yang dinilai lebih mudah dipasarkan dan memiliki potensi ekspor yang lebih besar.
Selain wastra, Dekranasda Sultra juga tengah menyusun program pemberdayaan kerajinan unggulan lainnya seperti nentu dan kerajinan perak.
“Kami berharap sinergi antara Dekranasda, Bank Indonesia, dan seluruh stakeholder yang hadir hari ini terus berlanjut untuk mendorong kemajuan industri kerajinan dan ekonomi kreatif di Sultra,” pungkasnya.(Amin)*